Menikmati tulisan Rani Razak
Noe’man sungguh membuka wawasan baru bagi orangtua yang ingin lebih dekat
dengan si buah hati. Seri “bicara Bahasa Anak” mengungkap berbagai pendekatan
bagaimana ibu dan bapak seharusnya berkomunikasi dengan baik kepada anak tanpa
harus membuat anak menjadi terdakwa. Pola asuh yang baik akan melahirkan
komunikasi yang baik.
Kadang sebagai ibu yang bekerja
seharian ketika pulang mendapati rumah bak kapal pecah. Maklum nggak punya
pembantu. Kebanyakan dari kita ngomel tanpa henti. Bentakan dan keluhan. Itu
yang lebih banyak keluar dari mulut kita tanpa disadari. Padahal dengan
sentuhan kelembutan dan kasih sayang semuanya pasti lebih baik. Kelumbutan dan
kasaih sayang itu kunci komunikasi. Dalam surat At Thaha (20): 43 – 44, “Pergilah kalian (Musa dan Harun) kepada
For’aun. Sesungguhnya ia telah melampaui batas. Maka berbicaralah kalian
kepadanya dengan kata-kata yang lembut. Mudah-mudahan ia mendapat pengajaran.”
Subhanallah. Ketika dalam keadaan marah kepada Fir’aun, Allah tetap memerintahkan kepada Musa agar
bersikap lembut kepada Fir’aun supaya ia mendapat pengajaran.
Sampaikan perasaan ibu atau bapak,
bukan kemarahan. Coba kita pisahkan sosok anak dan perilakunya. Kita tentunya
sayang pada anak kita, tapi perilakunya itulah yang harus kita ubah. Ungkapkan
akibat perbuatan yang telah dilakukannya terhadap perasaan ibu dan bapak.
Misalnya, anak tidak membereskan mainan sehabis bermain. Saat itu juga
komunikasikan perasaan ibu dan bapak, contohnya kecewa. Namun, kita harus
menyampaikannya dengan tegas dan bersahabat. Intonasi suara datar serta tetap menghargai
anak. Ungkapkan secara spesifik perilaku anak yang mengganggu perasaan ibu dan
bapak, “Ibu kecewa sayang, kenapa mainannya belum dirapikan? Kalau keinjak ibu
lalu rusak gimana ayo?”
Sebagai orang tua kita dituntut
untuk selalu belajar. Ya, belajar tentang apa saja. kita harus memiliki
komitmen yang sama. Apalagi kita kalau sama-sama bekerja dan tidak memiliki
pembantu. Bisa dibayangkan keributan-keributan kecil di pagi hari. Semuanya
harus kita hadapi. Belajar dan belajar. Bagaimanapun sibuknya kita anak tetap
yang utama. Anak adalah amanah yang harus dijaga. Jangan buat anak gusar dan
menangis di pagi hari.
Mari
kita coba kenali gaya kominukasi yang otoriter biar kita bisa menghindarinya.
Memerintah, mengancam/menakuti, menceramahi, menginterogasi, memberi cap,
membandingkan, menyalahkan, menghakimi, mendiagnosis, dan menyindir itulah
bagian dari gaya otoriter. Sementara gaya komunikasi permisif meliputi,
mengalihkan, memberi solusi, menghibur, menjamin, dan membohongi. Kedua gaya
komunikasi ini harus dihindari. Terus komunikasi yang bagaimana yang efektif,
OPEN DOOR. Ya, membuka komunikasi dengan bahasa tubuh dan banyak mendengar. Kadang
kita kurang peduli dengan bahasa tubuh anak, seperti menangis, melempar benda,
dian, atau menggigit jari. Kita belum mampu menerjemahkannya. Bahasa tubuh kita
saat berkomunikasi dengan anak pun harus jelas. Kesan memperhatikan sepenuhnya
itulah yang harus kita tunjukkan pada anak. Dengan memberi nama pada
perasaannya anak juga akan merasa lebih lega.
“Bu, buku baruku hilang.”
“oh, ya?”
“itu buku kesayanganku.”
“Kamu pasti sedih ya?”
“Aku membaca buku itu berulang-ulang.”
“Buku itu pasti menarik.”
“Kamu sangat menyukai buku itu ya?”
“Buku itu sudah aku beri sampul.”
Eits, tunggu dulu. The Magic Ooh dan Hmmmm dan fantasi orangtua juga sangat efektif
dalam menanggapi anak saat mereka lagi curhat sama kita. Setiap hari tentunya
ada banyak peristiwa yang kita alami bersama anak. Semoga dengan mempraktikkan
komunikasi yang efektif anak-anak selalu merindukan kita dan lebih dekat dengan
kita. Amin.
Casinos Near Me - JT Hub
BalasHapusJTG's Best and Largest List of Casinos in the 인천광역 출장안마 World! Casinos Near Me 구미 출장안마 The JT Casino 대전광역 출장샵 was started 문경 출장마사지 in 2003 and has since become a 경상북도 출장마사지 casino,