Powered By Blogger

Selasa, 18 November 2014

Anak dan Teknologi Digital


Teknologi diciptakan dalam rangka memudahkan manusia. Di era yang serba canggih ini, pengaruh teknologi sangat luar biasa. Hanya dengan menyentuh dan menggeser layar maka kita akan terhubung dengan orang-orang yang belum kita kenal sekalipun. Sayangnya, dewasa ini kemajuan teknologi khususnya telepon genggam sudah menjadi bagian dari gaya hidup. Jika beberapa tahun yang lalu handphone fungsinya sebatas sebagai alat komunikasi. Kini, fitur-fitur dalam sebuah handphone lebih lengkap. Mau foto? Tidak perlu bawa kamera, mau ngegame tidak usah bawa game, mau merekam tidak perlu repot-repot bawa handycam. Fasilitas di telepon seluler kini semakin memanjakan konsumennya. Efeknya pun harus kita waspadai, kecanduan alat-alat digital! Fatalnya lagi jika kecanduan alat-alat ini menggerogoti jiwa dan otak anak-anak.
Dalam bukunya yang berjudul “Mendidik Anak di Era Digital” terjemahan Adji Annisa ini dikupas tuntas problematika memfasilitasi anak dengan perangkat digital. Saya, sebagai sebagai orang tua merasakan betul manfaat membaca tulisannya. Melihat anak tetangga atau anak teman yang bisa diam berjam-jam dengan mengotak-atik atau menggeser tablet atau handphonenya kita terheran-heran. Pengen rasanya bisa membelikannya untuk anak kita. Ternyata itu bukan ide yang baik. Bukan berarti anak kita gaptek atau kitanya yang tidak gaul atau jadul. Namun, itu lebih karena kita sayang dengan anak-anak kita.
Anggapan bahwa perangkat digital adalah media yang tepat untuk anak-anak harus kita delete dari pikiran kita. Orang-orang genius di Silicon Valley menjauhkan computer dari keseharian anak-anak mereka. Prancis melarang penggunaan ponsel di sekolah. Terpaparnya perangkat digital sejak dini bisa menyebabkan perkembangan otak dan emosi anak tidak sempurna. Ponsel cerdas bisa menyebabkan anak sulit berkosentrasi bahkan tidak mau berpikir.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar