PENGULANGAN
(REDUPLIKASI)
Makna Kata
Berulang
Kata
ulang merupakan kata yang mengalami perulangan kata sebagian atau seluruhnya
dan mengakibatkannya makna yang berbeda-beda. Pengulangan adalah proses
pembentukan kata dengan mengulang bentuk dasar, baik secara utuh maupun
sebagian, baik dengan variasi fonem maupun tidak. (Soedjito, 1995: 109)
sedangakan menurut ramlan ( 1985:57) menyimpulkan “Proses pengulangan atau
reduplikasi adalah pengulangan satuan gramatik, baik seluruhnya maupun
sebagiannya, baik dengan variasi fonem maupun tidak. Jadi kata ulang ialah kata
hasil pengulangan bentuk dasar baik seluruhnya maupun bagiannya.
Ciri-ciri
bentuk kata dasar ulang bahasa Indonesia sebagai berikut:
1. Kelas kata
bentuk dasar kata ulang sama dengan kelas kata-kata ulangnya.
Berdasarkan ciri
di atas dapat dikemukakan bahwa suatu suatu kata ulang berkelas kata benda
(nomina), bentuk dasarnya pun berkelas kata benda, begitu juga, apabila kata
ulang itu berkelas kerja maka bentuk dasarnya berkelas kata kerja.
Contoh:
Bentuk
dasar
|
Pengulangan
(reduplikasi)
|
Rumah
(Kt. Benda)
Membaca
(Kt. Kerja)
Pelan
(Kt. Sifat)
Tiga
(Kt. Bilangan)
|
Rumah-rumah
(Kt. Benda)
Membaca-baca
(Kt. Kerja)
Pelan-pelan (Kt. Sifat)
Tiga-tiga
(Kt. Bilangan)
|
2. Bentuk Dasar Kata Ulang Selalu Ada dalam
Pemakaian Bahasa
Maksud dalam
pemakaian bahasa adalah dapat dipakai dalam konteks kalimat.
Misalnya:
Kata ulang mengata-ngatakan dipakai dalam kalimat
Ø Dia rupanya mengata-ngatakan persoalan itu kepada
teman-temannya. Bentuk dasarnya pun harus dapat dipakai dalam konteks kalimat. Bentuk dasarnya adalah mengatakan (sebab
hanya bentuk inilah yang dapat dipakai dalam konteks kalimat). Berdasarkan
ciri-ciri tersebut, beberapa contoh kata ulang beserta bentuk dasarnya dapat
terlihat pada tabel berikut:
3. Arti Bentuk Dasar Kata Ulang selalu
Berhubungan dengan Arti Kata Ulangnya
Berdasarkan ciri
ini, jelaslah bahwa bentuk alun merupakan bentuk dasar dari kata alun-alun,
bentuk undang bukan merupakan bentuk dasar undang-undang, bentuk agar bukan
merupakan bentuk dasar agar-agar.
4. Bentuk Ulang Ditulis dengan Menggunakan
Tanda Hubung di antara unsur-unsurnya.
Misalnya:
Anak-anak, mata-mata, berjalan-jalan, menulis-nulis, mondar mandir dan
ramah-tamah.
Ciri kata Ulang
dalam Bahasa Indonesia.
Proses
pengulangan menyatakan beberapa makna.
a. Menyatakan makna
banyak.
Contoh:
ü Kursi itu
tertata dengan rapi. (bermakna sebuah kursi)
ü Kursi-kursi itu
tertata dengan rapi. (menyatakan banyak kursi)
b. Menyatakan makna
tak bersyarat.
Contoh:
ü Jambu-jambu
mentah dimakannya.
Pengulangan kata jambu dapat digantikan
dengan kata meskipun, menjadi. Meskipun jambu mentah, dimakannya.
Dengan begitu dapat disimpulkan bahwa
pengulangan pada kata jambu menyatakan makna yang sama dengan makna yang
dinyatakan oleh kata meskipun, yaitu makna tak bersyarat.
c. Menyatakan makna
yang menyerupai apa yang tersebut pada bentuk dasar.
Dalam hal ini
proses pengulangan berkombinasi dengan proses pembubuhan afiks-an. Misalnya:
Kuda-kudaan. (yang menyerupai kuda)
Gunung-gunungan. ( yang meyerupai
gunung)
d. Menyatakan bahwa
perbuatan yang tersebut pada bentuk dasar dilakukan berulang-ulang.
Misalnya:
Berteriak-teriak. (berteriak
berkali-kali)
Memukul-mukul. (memukul berkali-kali)
e. Menyatakan bahwa
perbuatan yang tersebut pada bentuk dasarnya dilakukan dengan enaknya, dengan
santainya, dengan senangnya.
Misalnya:
ü Seluruh anggota
keluarga duduk-duduk diteras rumah.
Penggunaan pada kata duduk-duduk pada
kalimat itu menyatakan bahwa perbuatan itu dilakukan dengan enak, dengan santainya,
dengan senangnya. Perbuatan itu dilakukan tanpa tujuan yang tentu.
Contoh: berjalan-jalan. (berjalan dengan
santai).
Makan-makan. (makan dengan santainya).
f. Menyatakan bahwa
perbuatan yang tersebut pada bentuk dasar itu dilakukan oleh dua pihak dan
saling mengenai.
Misalnya:
Pukul-memukul. (saling memukul).
Pandang-memandang. (saling memandang).
g. Menyatakan
hal-hal yang berhubungan dengan perkejaan yang tersebut pada bentuk dasar.
Misalnya:
Karang-mengarang. (hal-hal yang
berhubungan dengan mengarang).
h. Menyatakan makna
agak
Pengulangan yang
berkominasi dengan pembubuhan afiks ke-an dapat menyatakan makna agak atau
sedikit.
Contoh: Kemerah-merahan. (agak merah)
Kehijau-hijauan. (agak hijau)
i. Menyatakan makna
tingkat yang paling yang dapat
dicapai.
Dalam hal ini,
pengulangan berkombinsi dengan proses pembubuhan afiks se-nya.
Misalnya:
Sepenuh-penuhnya.
(tingkat penuh paling tinggi yang dapat dicapai; sepenuh mungkin).
j. Kata ulang yang
menyatakan himpunan pada kata bilangan.
Contoh:
Coba kamu masukan gundu gopak itu
seratus-seratus ke dalam tiap plastik!
k. Kata ulang yang
menyatakan beberapa.
Contoh:
Sudah bertahun-tahun
nenek tua itu tidak bertemu dengan anak perempuannya yang pergi ke Australia.
l. Kata ulang yang
menyatakan terus-menerus.
Contoh:
Mirnawati selalu
bertanya-tanya pada dirinya apakah kesalahannya pada ritawati dapat
termaafkan.
m. Kata ulang yang
menyatakan berusaha atau penyebab.
Contoh:
Setelah kejadian itu dia menguat-nguatkan
diri untuk mencoba tabah.
n. Kata ulang yang menyatakan
waktu atau masa.
Contoh:
Datang-datang dia langsung
tidur di kamar karena kecapekan.
Bentuk kata
ulang
a. Kata ulang murni
(dwilingga) yaitu pengulangan seluruh kata dasar.
Contoh: ibu-ibu, hitam, kuda-kuda, dan
danau-danau.
b. Kata ulang berimbuhan
(sebagian) yaitu bentuk pengulangan kata dengan mendapat awalan, sisipan,
akhiran, atau gabungan imbuhan sebelum atau sesudah kata dasarnya diulang.
Contoh: berlari-lari, menari-nari, dan
bermain-main.
c. Kata ulang
berubah bunyi (bervariasi fonem), baik vokal maupun konsonan.
Contoh: lauk-pauk, dan warna-warni.
d. Kata ulang suku
awal (dwipurwa) yaitu bentuk pengulangan suku pertama kata dasarnya.
Contoh: lelaki=laki-laki=lelaki
sesama=sama-sama=sasama-sasama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar