Terenyuh hati ini ketika membaca
kisah anak-anak yang luar biasa! Luar biasa! Aisyah, bocah yang merawat ayahnya
di atas becak. Samsul, bocah penjual cilok dari tegal. Miranda, anak
terbelakang mental yang merawat ayahnya. Sinar, merawat ibunya di tepi hutan.
Wahyu, ketabahan penjual jamu kunyit. Elsa, berkubang di sungai mengumpulkan
sampah. Aditya, sejak berumur 3 tahun sudah harus memasak. Budi Salim, mantan
penderita tumor yang berjualan bakpao.
Yunus, bocah penyemi sepatu penderita kanker. Said, pemulung berseragam SD.
Firman, ikhlas merawat kakaknya yang lumpuh. Indah Sari, mengurus 3 adik karena
ibunya hilang ingatan. Tegar, pengamen jalanan dari Subang. Siti, bocah penjual
bakso keliling. Nurhidayat, membuat pikatan burung untuk membeli beras. Dewi Sudarmi,
penuh semangat meski tak berkaki. Krismon, bocah pencuci perahu. Ratna, anak
yatim penjual kue jala. Nurul, rela menjual ginjal demi keluarga. Itulah
sederat kisah nyata yang dialami oleh anak-anak kita. Barangkali masih banyak kisah yang belum sempat
terorehkan oleh Nazaruddin Thamrin.
Kecintaannya kepada ibu dan
saudaranya, mereka rela tidak menikmati masa kanak-kanak yang indah. Jika
semasa kita masih akan-kanak, sepulang sekolah sempat untuk bermain petak
umpet, boi-boian, kasti, perang-perangan, atau bermain layang-layang.
Pengorbanannya sungguh luar biasa. Mereka adalah pahlawan!
Anak-anak itu tidak pernah
mengeluh. Mereka lugu, penuh cinta kasih. Jika kita lihat anak-anak sekitar
kita, atau saudara kita, bahkan kita sendiri barangkali masih sering mengeluh.
Malu rasanya dengan mereka. Kehidupan tanpa pamrih. Kita merasa panas lantaran
AC mati atau gelap lantaran lampu mati sudah bingungnya minta ampun.
Membaca kisah-kisah mereka,
mengajari kita untuk selalu melihat ke bawah. Masih banyak orang yang tidak
beruntung. Mari kita ajarkan kepada anak-anak kita untuk hidup sederhana
walaupun kita bergelimang harta. Ini bukan berarti kita pelit atau nggak gaul,
namun demi melatih anak-anak agar ketika menjadi pemimpin kelak, mereka jauh
lebih peka dengan penderitaan rakyatnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar