Powered By Blogger

Minggu, 16 November 2014

Kisah penggugah Jiwa

Terenyuh hati ini ketika membaca kisah anak-anak yang luar biasa! Luar biasa! Aisyah, bocah yang merawat ayahnya di atas becak. Samsul, bocah penjual cilok dari tegal. Miranda, anak terbelakang mental yang merawat ayahnya. Sinar, merawat ibunya di tepi hutan. Wahyu, ketabahan penjual jamu kunyit. Elsa, berkubang di sungai mengumpulkan sampah. Aditya, sejak berumur 3 tahun sudah harus memasak. Budi Salim, mantan penderita tumor  yang berjualan bakpao. Yunus, bocah penyemi sepatu penderita kanker. Said, pemulung berseragam SD. Firman, ikhlas merawat kakaknya yang lumpuh. Indah Sari, mengurus 3 adik karena ibunya hilang ingatan. Tegar, pengamen jalanan dari Subang. Siti, bocah penjual bakso keliling. Nurhidayat, membuat pikatan burung untuk membeli beras. Dewi Sudarmi, penuh semangat meski tak berkaki. Krismon, bocah pencuci perahu. Ratna, anak yatim penjual kue jala. Nurul, rela menjual ginjal demi keluarga. Itulah sederat kisah nyata yang dialami oleh anak-anak kita.  Barangkali masih banyak kisah yang belum sempat terorehkan oleh Nazaruddin Thamrin.
Kecintaannya kepada ibu dan saudaranya, mereka rela tidak menikmati masa kanak-kanak yang indah. Jika semasa kita masih akan-kanak, sepulang sekolah sempat untuk bermain petak umpet, boi-boian, kasti, perang-perangan, atau bermain layang-layang. Pengorbanannya sungguh luar biasa. Mereka adalah pahlawan!
Anak-anak itu tidak pernah mengeluh. Mereka lugu, penuh cinta kasih. Jika kita lihat anak-anak sekitar kita, atau saudara kita, bahkan kita sendiri barangkali masih sering mengeluh. Malu rasanya dengan mereka. Kehidupan tanpa pamrih. Kita merasa panas lantaran AC mati atau gelap lantaran lampu mati sudah bingungnya minta ampun.
Membaca kisah-kisah mereka, mengajari kita untuk selalu melihat ke bawah. Masih banyak orang yang tidak beruntung. Mari kita ajarkan kepada anak-anak kita untuk hidup sederhana walaupun kita bergelimang harta. Ini bukan berarti kita pelit atau nggak gaul, namun demi melatih anak-anak agar ketika menjadi pemimpin kelak, mereka jauh lebih peka dengan penderitaan rakyatnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar